Gunung Walat, Sukabumi – Studi manajemen konflik dan rehabilitasi hutan oleh calon Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KKPH) oleh Pusdiklat Kehutanan Bogor telah berlangsung tanggal 21-23 Oktober 2012 di Hutan Pendidikan Gunung Walat.

Studi manajemen konflik dan rehabilitasi hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) ini diikuti oleh 32 orang calon KKPH yang berasal dari seluruh Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kehutanan Bogor.

Kegiatan ini dimulai dengan presentasi tentang HPGW sebagai contoh pengelolaan hutan skala kecil yang berhasil dan diskusi tentang manajemen konflik & rehabilitasi hutan dengan Direktur Eksekutif HPGW Ir. Budi Prihanto, MS.

Diskusi ini terlihat hidup karena peserta antusias dalam mengupas tuntas tentang konflik-konflik kehutanan yang terjadi di daerah masing-masing dan mencari solusi dalam mengatasi konflik tersebut.

Di HPGW juga terdapat konflik yang melibatkan masyarakat sekitar, namun pihak manajemen HPGW mampu mengatasi konflik tersebut dengan mengelola masyarakat sekitar dengan pemberdayaan dan metode lainnya sehingga konflik cenderung kecil.

Ilmu tentang manajemen konflik ini yang bisa diadopsi oleh pengelola kawasan hutan di tempat lainnya yang tentunya juga menyesuaikan lagi dengan kondisi dan budaya masyarakat sekitar.

Selama di HPGW, peserta calon KKPH meninjau dan diskusi secara langsung dengan masyarakat sekitar terutama tentang peran dan manfaat adanya HPGW terhadap masyarakat dan sebagainya. Hasil dari diskusi dengan masyarakat kemudian didiskusikan kembali antar peserta untuk bertukar informasi tentang konflik yang muncul di masyarakat terhadap kawasan hutan dan bagaimana cara mengatasinya. Diskusi ini dibimbing juga oleh Dr. Kusdamayanti dan Ir. Samsudi, M.Sc dari Pusdiklat Kehutanan Bogor.

Selain belajar tentang manajemen konflik dan rehabilitasi hutan, dipelajari juga pengelolaan hutannya diantaranya pengamatan pemanfaatan getah pinus dan agathis, mulai dari cara penyadapan, penyimpanan, nilai ekonomi & nilai sosialnya karena penyadap merupakan masyarakat sekitar HPGW, inovasi-inovasi hasil penelitian untuk meningkatkan produksi getah, dan sebagainya.

Peserta juga meninjau lokasi agroforestri yang dikelola masyarakat sekitar di kawasan HPGW seperti kapulaga, kopi, pisang, nanas dan sebagainya. Selain itu juga peserta meninjau lokasi penanaman bibit hasil kerjasama HPGW dan perusahaan-perusahaan dalam skema “voluntary carbon trading”. Perusahaan yang terlibat diantaranya TOSO Company Limited Jepang, TOSO Industry Indonesia, NYK Group Jepang, dan ConocoPhillips Indonesia.

“Kegiatan ini dilakukan di HPGW karena ada kegiatan pengelolaan hutan yg cukup lengkap
pengelolaan konflik, rehabilitasi dan kegiatan produksi. Kegiatan ini akan memberikan bekal kepada calon KKPH bagaimana mengelola hutan supaya produktif tetapi ramah lingkungan, ramah masyarakat secara sosial, dengan memperhatikan aspek ekologi”, kata Ir. Samsudi, M.Sc yang memimpin kegiatan studi di HPGW ini.

“Hutan Pendidikan Gunung Walat mempunyai tegakan yang bagus, ada kerjasama dengan masyarakat, bisa menjadi hutan pendidikan yg dapat dipelajari oleh berbagai pihak yang akan memberikan inspirasi bagi calon teman-teman calon KKPH”, imbuh Ir. Samsudi, M.Sc.

[hap]

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*