Gunung Walat, Sukabumi – Kegiatan pelatihan pembuatan briket arang dan tungku hemat energi kepada masyarakat sekitar Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) telah berlangsung kemarin Minggu 22 Mei 2011.

Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari agenda AKECOP (ASEAN-Korea Environmental Cooperation Project). HPGW sudah lama menjadi site project AKECOP di bidang pengembangan energi alternatif. Pada mulanya project ini ditujukan kepada para penggarap kerjasama agroforestry di HPGW, namun untuk kali ini sasaran diperluas kepada masyarakat sekitar HPGW di beberapa desa sekitar yaitu Desa Hegarmanah dan Desa Batununggal.

Jumlah peserta pelatihan ini 25 orang dari perwakilan dua desa di sekitar HPGW dan 70% merupakan perempuan. Hal ini menjadi suatu keuntungan tersendiri karena pelatihan ini berkaitan erat dengan penghematan energi dalam rumah tangga dan perempuan yang paling mengerti urusan rumah tangga khususnya dapur dan perempuan pandai dalam manajemen keuangan rumah tangga sehingga bisa secara cerdas memilih mana energi yang efisien dan hemat biaya.

Kegiatan dimulai dari pukul 08.00 dan berakhir 13.30 WIB. Di sela-sela kegiatan diadakan acara hiburan, kuis dan doorprise yang semakin membuat antusia peserta pelatihan.

Dalam kegiatan pelatihan ini sebagai narasumber yaitu Dr. Supriyanto, DEA dan didampingi oleh Soni Trison, M.Si. Energi yang ditawarkan Dr. Supriyanto adalah bagaimana caranya energi yang terbatas dengan optimal dapat dimanfaatkan dengan menciptakan alat tungku Jimat (energi hemat).

Dalam pelatihan ini diperkenalkan cara pembuatan briket yang berasal dari ranting-ranting di sekitar kita. Untuk pembuatan briket merupakan hasil penelitian oleh Adi Setiadi, S.Hut dari Laboratorium Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bahan-bahan pembuatan briket berasal dari bahan-bahan yang menurut masyarakat tidak terpakai seperti ranting-ranting, sehingga mudah dalam pembuatannya.

Menurut Soni Trison M.Si, pelatihan ini merupakan salah satu implementasi bakti HPGW kepada masyarakat sekitar melalui project AKECOP. Sebagian besar masyarakat di sekitar HPGW masih mengandalkan kayu bakar sehingga energi alternatif dari briket sangat bermanfaat.

“Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pelatihan ini adalah masyarakat mampu mengefisiensikan sumber energi yang terbatas”, kata Soni Trison, M.Si

“Kegiatan pelatihan ini sangat membantu masyarakat dalam memanfaatkan energi alternatif, apalagi semua bahan sudah tersedia dan mudah dicari serta teknologi sudah dikuasai, namun perlu adanya pendampingan dari pihak HPGW khususnya agar tujuan pemanfaatan energi alternatif ini berhasil,” imbuhnya.

Di akhir kegiatan ini turut dibagikan sampel tungku “jimat” 5 buah, kompor briket arang 8 paket, dan juga bibit tanaman buah duren, rambutan, sirsak, pete dengan harapan nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan kebun-kebun mereka agar menjadi sumber kayu bakar kedepan.

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

[hap]

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*