Gunung Walat, Sukabumi – Observasi keanekaragaman hayati dalam Proyek Pengelolaan Hutan dan DAS berbasis masyarakat oleh BPEP DAS Kemenhut RI telah berlangsung tanggal 20-21 Maret 2013 di HPGW.

Pelatihan ini dilaksanakan atas kerjasama Direktorat Perecanaan dan Evaluasi Pengelolaan (BPEP) DAS Kementerian Kehutanan RI, Penguatan Pengelolaan Hutan dan DAS berbasis masyarakat (Strengthening Community-Based Forest and Watershed Management-SCBFWM), dan Institut Pertanian Bogor Dept. Konservasi Sumberdaya Hutan & Ekowisata.

“Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dipilih sebagai tempat observasi karena HPGW sebagai media pendidikan dan sudah ada contoh yg memberikan inspirasi bagi peserta bagaimana keanekaragaman hayati dikelola dengan baik, di tempat lain belum ada contoh pengelolaan keanekaagaman hayati yg komplit seperti di HPGW”, kata Dr. Saeful Rahman, M.Sc, selaku National Project Manager dari Proyek Penguatan Pengelolaan Hutan dan DAS berbasis masyarakat (SCBFWM), yang juga sebagai staf Kementrian Kehutanan Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPEP DAS).

Proyek SCBFWM ini didanai oleh Global Environmental Facilities melalui United Nation Development Program (UNDP) di Indonesia.

Project SCBFWM di Indonesia ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam hal degradasi hutan & lahan dan meningkatkan daya dukung aliran sungai serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Proyek SCBFWM ini dilakukan di 6 lokasi yaitu Danau Toba Sumatera Utara, Lampung Barat, Banjarnegara-Wonosobo, Lombok Barat Nusa Tenggara Barat, Kab. Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur, dan Kab. Sigi Sulawesi Tengah.

Salah satu kegiatan SCBFWM ini adalah peningkatan kapasitas aparat pemerintah baik pusat maupun daerah dan juga peningkatan kapasitas masyarakat. Dalam rangka peningkatan kapasitas tentang ilmu keanekaragaman hayati, tahun ini diadakan pelatihan untuk pegawai negeri dan juga staf proyek SCBFWM untuk topik pengelolaan konservasi keanekargaman hayati.

“Hutan Pendidikan Gunung Walat dijadikan sebagai tempat praktik lapang karena dianggap cukup representatif untuk dijadikan lokasi melihat bukti-bukti keanekaragaman hayati yang dikelola dengan baik di kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan”, kata Dr. Saeful Rahman.

Pelatihan ini diikuti oleh 37 orang staf proyek SCBFWM dan pegawai Kementerian Kehutanan dari 8 Kab di 6 propinsi di Indonesia.

“Tujuan observasi di sini untuk meningkatan pemahaman dan kesadaran peserta serta diharapkan ada kemauan peserta untuk membuat kegiatan-kegiatan dan alokasi dana dari masing-masing institusi tempat mereka bekerja untuk pengelolaan keanekaragaman hayati terutama di luar kawasan konservasi seperti di lahan masyarakat, perkebunan, pertanian ataupun di kawasan budidaya lain sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Dengan demikian proyek ini tidak hanya mengurus pemanfaatan sumberdaya alam, tetapi juga melakukan konservasi keanekaragaman hayati sekaligus ingin meningkatkan pendapatan atau perekonomian masyarakat”, jelas Dr. Saeful Rahman.

Selama kegiatan di HPGW peserta juga didampingi dan dibimbing oleh Dr. Nandi Kosmaryandi selaku Direktur Pengembangan Bisnis HPGW yg juga ahli dalam hal konservasi keanekaragaman hayati. Dr. Nandi Kosmaryandi memberikan presentasi penjelasan tentang kondisi keanekargaman hayati di dalam kawasan maupun luar kawasan HPGW. Peserta kemudian melakukan observasi lapangan yaitu mengobservasi jenis-jenis spesies keanekaragaman hayati kemudian didiskusikan tentang manfaat, bagaimana sejarah jenis kayu di sini, dan mendiskusikan apa yg diperoleh di lapangan untuk penjelasan yg mendetail.

[hap]

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*