Gunung Walat, Sukabumi – Fieldtrip International Indonesia Forest Researcher (INAFOR) 2011 telah berlangsung tanggal 7 Desember 2011 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi.

INAFOR merupakan kegiatan pertemuan peneliti dan ahli kehutanan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Peserta INAFOR diantaranya berasal dari peneliti dari seluruh Badan Litbang Kehutanan di Indonesia, peneliti universitas, lembaga swadaya masyarakat, lembaga internasional yang berkaitan di bidang kehutanan. Lokasi kegiatan INAFOR berada di IPB International Convention Center dari tanggal 5-7 Desember 2011. Kegiatan INAFOR ini yang pertama kali dilakukan dan diikuti oleh sekitar 300 orang.

Salah satu agenda INAFOR ini adalah fieldtrip ke beberapa tempat diantaranya di HPGW Sukabumi yang dilaksanakan di hari terakhir kegiatan INAFOR (7/12). Peserta fieldtrip di HPGW berjumlah 55 orang.

Penanggung jawab divisi fieldtrip, Luqman Hakim, S.Hut, MP menjelaskan bahwa fieldtrip dilakukan di HPGW karena HPGW telah bisa mengelola hutan tanpa harus menebang dan menghasilkan produk hasil hutan bukan kayu, getah pinus dan damar, serta jasa lingkungan dan wisata sehingga menghasilkan pendapatan yg luar biasa sehingga peserta bisa belajar ke HPGW terutama dalam pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus yg dimiliki di Badan Litbang Kehutanan.

Aktivitas yang dilakukan selama kegiatan fieldtrip di HPGW ini antara lain presentasi pengelolaan HPGW oleh Dr. Gunawan Santosa (Direktur Pemanfaatan Sumberdaya Hutan HPGW) dan Dr. Tatang Tiryana (Direktur Penelitian). Selanjutnya dilakukan contoh tehnik penyadapan getah kopal dan pinus yang baik disertai penjelasan ilmiah yang membuat hasil getah oleh penyadap di HPGW lebih banyak dan berkualitas dibanding di tempat lain. Salah satu penyebabnya adalah penelitian yang terus menerus dan penggunaan stimulan organik yang teknologinya tidak dimiliki di tempat penyadapan getah pinus dan kopal selain HPGW.

Ada juga wawancara dengan para penyadap yang kebetulan sedang melakukan penyadapan di hutan. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan penyadap terpenuhi dengan baik dan pekerjaan menyadap sangat diminati oleh masyarakat sekitar. Dengan adanya hubungan keterkaitan tersebut menyebabkan masyarakat juga menjaga hutan di kawasan HPGW sehingga tidak ada penjarahan hutan, masyarakat memperoleh manfaat secara langsung secara ekonomi dan ekologi seperti air yang selalu mengalir sepanjang tahun yang berasal dari hutan.

“Masyarakat dianggap sebagai penyelesaian masalah, mereka dirangkul bahkan kesejahteraannya meningkat, disisi lain akan kembali ke kelestarian hutan itu sendiri karena mereka merasakan manfaat dari hutan itu, sehingga mereka secara sukarela menjaga kelestarian hutan itu, itu yang bisa saya nilai dari pengeloalaan Hutan Pendidikan Gunung Walat ini, Viva Fakultas Kehutanan, Viva IPB”, kata Ir. Didik Purwito, M.Sc selaku pendamping peserta fieldtrip.

Peserta fieldtrip juga mengamati agroforestri yang ada di HPGW diantaranya terdapat tanaman kopi, kapulaga, pisang, persawahan padi dsb. Fieldtrip di HPGW ini memuaskan peserta karena bisa secara langsung melihat aktivitas pengelolaan HPGW dan mendapat ilmu-ilmu yang berguna bagi pengembangan penelitian.

“Saya salut dengan IPB, dan ini satu berkah bahwa site condition memungkinkan satu produk yang non timber forest product, saya dukung pengembangan selanjutnya, ini harus didiseminasi masing-masing universitas yang memiliki satu keahlian khusus dan spesifik sehingga menjadi kekuatan masing-masing”, ujar salah satu peserta fieldtrip Dr. Ir. Eny Faridah, M.Sc dari Fakultas Kehutanan UGM.

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

[hap]

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*