Gunung Walat, Sukabumi – Studi banding Balai Penelitian Kehutanan Makassar telah berlangsung tanggal 7-8 November 2012 di Hutan Pendidikan Gunung Walat.

Koordinasi dan konsultasi dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) ini karena HPGW merupakan salah satu Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang dikenal dengan keberhasilannya mengelola hutan secara lestari sehingga dijadikan model pengelolaan hutan skala kecil. Selain itu HPGW juga sebagai hutan yg dijadikan obyek penelitian, dari sampai tahun 1975 sampai 2012 sudah dihasilkan kurang lebih 200 judul penelitian yang dilakukan di HPGW baik itu dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi, laporan-laporan, karya ilmiah, dan sebagainya.

Hal inilah yang mendorong Balai Penelitian Kehutanan Makassar (BPK) mengirimkan 5 orang pegawainya untuk belajar pengelolaan hutan di HPGW.

Balai Penelitian Kehutanan Makassar juga mengelola 3 KHDTK sekaligus, dimana KHDTK tersebut ditunjuk dan ditetapkan oleh Menteri Kehutanan RI sebagai media lapangan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan kehutanan.

“Untuk menambah informasi dan wawasan serta sharing ilmu pengetahuan, kami melakukan studi banding di HPGW. Sesuai info dari website dan juga teman-teman peneliti di Makassar yg ikut fieldtrip di HPGW sebelumnya, diinformasikan bahwa pengelolaan HPGW sudah dilakukan dengan prinsip kelestarian”, kata Ir. Turbanimunda, Kepala Seksi Sarana Penelitian, Balai Penelitian Kehutanan Makassar yang memimpin rombongan ini.

Konsultasi dimulai dengan presentasi dan diskusi tentang HPGW oleh Dr. Gunawan Santosa, Dr. Nandi Kosmaryandi, Dr. Cahyo Wibowo, dan Dr. Tatang Tiryana. Lokasi diskusi ini dilakukan di Kantor Pusat HPGW di Gedung Dekanat Fakultas Kehutanan IPB Darmaga Bogor.

Diskusi banyak membahas tentang masalah-masalah kehutanan yang terjadi di Makassar yang berkaitan dengan Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Hasil diskusi ini memunculkan ide-ide serta inovasi untuk mencoba mengurangi masalah yang terjadi di sana terutama kaitannya dengan masyarakat sekitar hutan.

Setelah acara diskusi di Kampus IPB dilanjutkan peninjauan lokasi hutan HPGW secara langsung di Sukabumi Jawa Barat dan dilanjutkan juga diskusi sesi kedua.

Saat sesi kedua diskusi di HPGW Sukabumi didampingi oleh Manajer HPGW Dizy Rizal, Asisten Manager Adly Rahardian, dan beberapa staf lapangan HPGW. Selain diskusi juga dilakukan peninjauan langsung ke lapangan untuk meninjau dan mengetahui lebih lanjut mengenai pemanfaatan getah pinus, getah agathis beserta inovasinya untuk meningkatkan produksi, meninjau lokasi agroforestri hasil kerjasama HPGW dan masyarakat sekitar, meninjau lokasi voluntary carbon trading hasil kerjasama HPGW dan beberapa perusahaan dalam dan luar negeri. Di akhir kunjungan, pegawai BPK juga menjelajahi goa karst alam yg ada di kawasan HPGW.

“Dari tinjauan di lapangan terutama pemberdayaan masyarakat sekitar hutan seperti penyadapan pinus dan agathis, sangat signifikan dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar HPGW sehingga kami harap dapat mengadopsi kegiatan-kegiatan yg dilakukan di HPGW. Ke depan kami akan menerapkan dan aplikasikan di Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Suatu hal yg menarik yaitu selain pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, HPGW juga mengadakan kerjasama dengan pihak luar diantaranya TOSO, ConocoPhillips, dan NYK Group yang benar-benar sangat berhasil dalam skema voluntary carbon trading”, jelas Ir. Turbanimunda

“Pihak HPGW mempresentasikan kegiatan-kegiatan dan cara pengelolaan KHDTK yg baik,
sesuai tinjauan di lapangan kami sangat berkesan dan pengelola di lapangan juga sangat membantu kami mengantar dan menjelaskan situasi di lapangan, melihat kegiatan pemberdayaan masyarakat, lokasi kerjasama dengan perusahaan, dan melihat pelaksanaan penelitian yg sedang dilaksanakan mahasiswa IPB di HPGW”, imbuh Ir. Turbanimunda.

[hap]

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*