Gunung Walat, Sukabumi – Peningkatan Kualitas dan Penyelenggaraan Inventarisasi Sumberdaya Hutan melalui Pelatihan Enumerasi dan Re-Emunerasi TSP-PSP telah berlangsung tanggal 2-16 Juli 2012 di Hutan Pendidikan Gunung Walat.

Pelatihan TSP-PSP (Temporary Sample Plot – Permanent Sample Plot) diselenggarakan oleh Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan (IPSDH) Direktorat Jendral Planologi Kehutanan Kemenhut RI untuk meningkatkan kualitas dan penyelenggaraan inventarisasi sumberdaya hutan.

Peserta pelatihan adalah tenaga teknis di Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Kemenhut RI. Jumlah peserta yang ikut sebanyak 30 orang dari 17 BPKH yang tersebar di seluruh Indonesia.

BPKH adalah institusi yg mempunyai tugas pokok yaitu tata batas, pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), enumerasi TSP-PSP. Enumerasi TSP-PSP ini mulai di desain sejak tahun 1990-an. Parameter yang diinventarisasi yaitu biofisik, kayu, non kayu, dan semai. Dari hasil inventarisasi akan dihasilkan data tentang informasi dan sudah termasuk mengetahui stok karbon di Indonesia.

“Dengan adanya isu global perubahan iklim maka metodologi enumerasi TSP-PSP ada pengembangan, selain biomassa di atas tanah yg diukur, sekarang ditambah yg di bawah tanah juga diukur dan dihitung karbon stoknya”, kata Purnomo selaku ketua panitia.

Pelatihan ini dibimbing oleh pengajar dari Direktorat IPSDH Dirjen Planologi Kehutanan, Pusdiklat Kehutanan, selain itu juga didatangkan pakar biomassa dari Universitas Brawijaya Prof. Kurniatun Hairiyah dan juga konsultan FAO PBB.

Pelatihan ini dilaksanakan selama 15 hari dengan materi teori 30% dan praktik 70%. Salah satu materinya adalah mengembangkan program aplikasi entry data, sehingga entry data mudah dilakukan oleh para tenaga teknis di lapangan. Dari Pusdiklat juga ditambahkan materi terkait hal yg bersifat pengembangan diri, kepemimpinan dan sosiologi.

Terdapat juga tambahan materi oleh Direktur Eksekutif Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Ir. Budi Prihanto, MS tentang perdagangan stok karbon dengan mengambil contoh yang sudah dilakukan oleh HPGW dengan beberapa perusahaan diantaranya ConocoPhillips Indonesia, TOSO Company Japan, dan NYK Group Japan.

“Pelatihan dilaksanakan di HPGW karena sesuai dengan jenis pelatihan yg dilakukan yaitu butuh tempat/ areal yg mempunyai struktur tegakan yg mirip hutan alam, setelah membandingkan dengan tempat lain, HPGW yg paling cocok dan representatif”, ujar Purnomo.

[hap]

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*