Fieldtrip-Lansekap-Faperta-IPB hutan pendidikan gunung walat

Gunung Walat, Sukabumi – Fieldtrip Mata Kuliah Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan dan Mata Kuliah Ekologi Lanskap Dept. Arsitektur Lanskap (Pascasarjana) Faperta IPB telah berlangsung tanggal 1-2 Juni 2013 di Hutan Pendidikan Gunung Walat.

Fieldtrip ini diikuti oleh 21 Mahasiswa Pascasarjana Departemen Arsitektur Lanskap (ARL), 4 Mahasiswa Pasca Sarjana Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan (KSH), dan 1 mahasiswa program doktoral. Dosen yang mendampingi fieldtrip ini adalah Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, Dr. Regan Leonardus Kaswanto, dan Dr. Syartinilia Wijaya.

“Tema fieldtrip ini adalah “Harmonisasi antara Kota dan Desa” karena selain mengadakan kunjungan ke Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), kita juga mengunjungi beberapa instansi lainnya di Bogor seperti GG. House, Tempat Wisata Riung Gunung, Taman Bunga Nusantara, dan Telaga Warna”, kata Rizki Alfian selaku ketua panitia fieldtrip.

“Tujuan fieldrip ini diantaranya adalah ingin mengenal tentang 1. elemen lanskap (hard & soft) pada saat ini, 2. intensitas pemeliharaan, 3. tata guna lahan dan penutupan lahannya, 4. masalah sosial, budaya, bio-fisik, dan lingkungan pada setiap obyek, 5. besar perubahan yang sedang berjalan land use atau land cover, 6. pengelolaan yang sedang berjalan dan alternatif rencana pengelola”, terang Rizki Alfian.

“Dalam Mata Kuliah Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan ada istilah jasa lanskap (Landscape services), Hutan Pendidikan Gunung Walat menurut kami adalah salah satu objek yang menarik dalam memberikan sebuah jasa lingkungan yang signifikan seperti penghijauan, penerapan konsep agroforestry, konsep pekarangan dan juga tindak konservasi flora dan fauna”, imbuh Rizki Alfian.

“Tindak pengelolaan yang profesional adalah salah satu keunggulan dari Hutan Pendidikan Gunung Walat, terbukti HPGW telah menjalin kerjasama dengan beberapa institusi besar dari dalam dan luar negeri dalam mengelola HPGW sehingga keberadaan HPGW ini sangat berfungsi sebagai 1. Secara ekologis, HPGW masih menjaga heterogenitasnya, terlihat dari bentuk kontur, penyulaman tanaman, dan beberapa habitat burung yang terdapat di Gunung Walat, 2. Secara ekonomi, HPGW berhasil mengelola hasil produksi kayu dan getah sebagai penghasilan yang dialokasikan untuk perawatan hutan secara berkelanjutan, 3. Secara sosial, selain sebagai sarana pendidikan dan penelitian kehadiran HPGW juga dapat menstimulasi masyarakat untuk ikut serta dalam program penghijauan bukit-bukit di sekitar Gunung Walat”, jelas Rizki Alfian.

[hap]

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*