Gunung Walat, Sukabumi – Fieldtrip Mahasiswa Niigata University Jepang telah berlangsung tanggal 31 Oktober 2012 di Hutan Pendidikan Gunung Walat.

Fieldtrip ini diikuti oleh 4 orang mahasiswa Niigata University di Jepang yang didampingi 1 orang associate professor.

Fieldtrip dimulai dengan presentasi tentang HPGW sebagai contoh pengelolaan hutan skala kecil yang berhasil dan diskusi dengan Direktur Pengembangan Bisnis HPGW Dr. Nandi Kosmaryandi.

Fieldtrip ini juga didampingi oleh Dr. Setyo Pertiwi, dosen Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan 4 orang mahasiswa IPB.

“Fieldtrip ini dilakukan dalam rangka Good Practice Agriculture Program yaitu program internasionalisasi pendidikan bidang pertanian dengan konsep sustainable development”, kata Dr. Setyo Pertiwi.

Di kesempatan sebelumnya, mahasiswa Indonesia juga diundang ke Niigata Jepang dalam rangka exchange experience termasuk presentasi dan kunjungan ke berbagai fasilitas dari pertanian biasa, processing, sampai forestry dan peternakan.

Untuk itu fieldtrip di HPGW ini lebih ditekankan di bidang agroforestry yg dilaksanakan di HPGW.

Agenda fieldtrip diantaranya yaitu pengamatan pemanfaatan getah pinus dan agathis, mulai dari cara penyadapan, penyimpanan, nilai ekonomi & nilai sosialnya karena penyadap merupakan masyarakat sekitar HPGW, inovasi-inovasi hasil penelitian untuk meningkatkan produksi getah, dan sebagainya.

Peserta juga meninjau lokasi agroforestri yang dikelola masyarakat sekitar di kawasan HPGW seperti kapulaga, kopi, pisang, nanas dan sebagainya.

Selain itu juga peserta meninjau lokasi penanaman bibit hasil kerjasama HPGW dan perusahaan-perusahaan dalam skema “voluntary carbon trading”. Sekurangnya ada 4 perusahaan internasional yang terlibat yaitu ConocoPhillips Indonesia), TOSO Industry Indonesia, TOSO Company Limited Jepang, dan NYK Group Jepang.

“Mereka ingin belajar berbagai praktik pertanian di negara subtropis maupun tropis. Mereka senang punya pengalaman hutan tropis yang bagus dan terpelihara di Gunung Walat”, kata Dr. Setyo Pertiwi.

“Bagus sekali bahwa tempat yg tadinya kosong dengan alang-alang bisa menjadi hutan yg begitu lebat dan bagus sehingga tidak ada alasan untuk hutan di Indonesia rusak sepanjang kita serius menanganinya”, imbuhnya.

[hap]

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*