Fieldtrip Forestry Study Club (FSC) Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Gunung Walat, Sukabumi  – Fieldtrip Manajemen Pengelolaan Hutan oleh Forestry Study Club (FSC) Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta telah berlangsung tanggal 26 – 27 Agustus 2013 di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.

Kegiatan fieldtrip ini berlangsung selama dua hari meliputi pembelajaran konservasi maupun silvikultur. Adapun kegiatan lainnya adalah mempelajari hasil hutan seperti pemanfatan getah pinus dan agathis.

“Kesannya sangat menyenangkan dan mendapatkan ilmu yang banyak diantaranya fungsi sosial, ekonomi dan ekologi dari keberadaan HPGW,” ungkap Ketua Panitia, Jihan Taufik.

Kegiatan yang dilakukan oleh FSC UGM merupakan bagian dari studi banding dengan hutan pendidikan yang mereka miliki yakni Wanagama. Tentunya ini menjadi hal yang positif kedepannya agar terjalin kerja sama yang erat dari segi pendidikan dan pengelolaan hutan.

“Latar belakang pemilihan HPGW karena di sini sudah berjalan secara mandiri, dan akan kami bawa ilmu dari sini sebagai bekal pengelolaan Wanagama agar bisa berdiri sendiri secara mandiri,” terang Ketua FSC, Ardiani Kusumastuti.

“Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pengelola HPGW karena di sini kami mendapatkan hal baru dimana dalam mengelola suatu hutan itu tidak hanya memandang sebagai suatu objek saja. Kita juga harus memperhatikan komponen-komponen di luar hutan yang berkaitan erat dengan hutan yaitu manusia”, imbuhnya.

“Pengelolaan HHBK ternyata sangat besar manfaatnya tanpa menebang pohon kita mampu menghasilkan. Dan bagaimana kita bisa menjaga pohon tetap berada di sekitar kita tanpa memanfaatkan kayunya”, terangnya.

“Dan terkait dengan pengelolaan sosial, saya belum pernah menemukan sebelumnya pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat. Di sinilah (Gunung Walat) riil-nya pengelolaan hutan berbasis masyarakat benar-benar melibatkan masyarakat secara langsung dan masyarakat pun merasa dihargai karena merasakan manfaat langsung dengan adanya kerjasama seperti kegiatan kunjungan tamu asing yg melibatkan masyarakat sekitar.” ungkapnya.

Menurutnya hasil yang dipetik dari kegiatan ini adalah pengelolaan hutan bukan hanya dilihat dari hasil sumber daya alamnya, melainkan komponen-komponen pendukung lainnya. Dalam hal ini kegiatan yang bersifat edu-ecotourism.

“Kesannya sangat luar biasa, kami disambut dengan hangat dimana pengelola sangat ramah dan saya melihat di sini pengelolaannya sudah bagus. Di sini kami menemukan hal baru yaitu edu-ecotourism , hal yg sangat menarik menurut kami. Pertahankan yg sudah baik ini, jika ada kekurangan mari perbaiki bersama. Hutan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia dan hutan itu lah kehidupan kita”, tutupnya.

[hpgw]

Galeri Foto klik di sini

Unduh berita klik di sini

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*